Etape 2. Semarang Salatiga Solo. Pulsar 220 dan CBR 250 edition

dalam menulis etape kedua ini saya sedikit dibuat jengkel oleh wordpress. bagaimana tidak, artikel yang sudah hampir jadi tapi pas mau simpan di konsep, sudah tersimpan eeeeeh, pas mau di terbitkan tiba tiba kontennya hilang semua. hal-hal semacam ini membuat mood saya hilang harus dejavu mengulang cerita yang sudah dicurahkan. tetapi, cerita harus berlanjut. sudah 3 orang pembaca blog setia yang meng-sms saya untuk melanjutkan cerita sederhana ini.. yowes gas poll renteng dobel. hehe

sabtu pagi tanggal 23 april 2011, kasur yang empuk ditambah pendingin udara yang sangat dingin, membuat saya tertidur cukup lelap di hotel simpang lima ini. hingga tak terasa bangun harus kesiangan. saya terbangun pukul setengah 9 pagi. terbangun karena sudah ada beberapa rekan prides Chapter Semawis (semarang dan wilayah sekitar) mbah darkwolf dan om blackmax di dalam Kamar hotel saya dan Dono.bangun mandi serta bebenah barang, lalu kami mencari sarapan pagi memaka mobil Arif Soekotcok prides Chapter Jakarta yang sedang berada di semarang yang merupakan kampungnya juga.

Selesai sarapan kami kembali ke hotel. rencana perjalanan hari ini adalah Semarang-Salatiga-Solo. om Blackmaxdengan CBR 250 yang barunya ikut saya dan Dono menuju solo sekalian inreyen motor barunya itu. nampak sangat mulus dan kinyis karena km nya belum mencapai 100 km. tujuan pertama kami adalah mampir ke ungaran terlebih dahuu untuk bertemu Blogger ganteng :p Lingga Asmarantaka di alun-alun ungaran

berangkat santai dengan kecepatan tak terlalu kencang dengan om blackmax di depan, diikuti saya dan Bro Dono paling belakang. membelah kemacetan kota semarang hingga ungaran siang itu bukanlah perjalanan yang mengasyikan. mungkin saya dan om blackmax bisa meliuk-liuk di kemacetan karena tak memakai box sama sekali, namun tidak bagi bro Dono yang Full box beruang E36nj di samping. tak lama kemudian kami bertiga tiba di alun-alun ungaran. tak lama sampai Lingga pun sampai di alun-alun itu juga

yeah, setelah meminum segelas es teh manis dingin di sekitar alun-alun, kami berangkat lagi menuju salatiga. tak bertiga lagi namun ditemani bro Lingga yang ikut ke salatiga juga. berangkat dengan om blakmax di depan, saya nomer 2 dan Lingga ketiga serta bro Dono paling belakang.

5-hingga 10 menit pertama Gledekan Lingga masih menempel saya (pulsar 220) dengan om blackmax (cbr 250) namun setelah itu jalanan lumayan sepi hingga salatiga. om blackmax nampak asyik memacu dengan kencang cbr 250 yang barunya. tak mau kalah, saya pun menguntil terus dengan Pulsar 220 saya. meliuk-liuk berdua meninggalkan Lingga dan Dono di belakang (sorry ya Ga, Don, lagi asik nih :p) perjalanan antar kota hingga salatiga menguntil CBR250 merupakan pengalaman asyik. tak terasa riding berkisar 100-130 km/h. tak jarang beberapa macan dan kalajengking mengikuti kami dari belakang namun hanya sebentar saja. karena ketika mendapat trek lurus yang sangat panjang mereka sudah tak terlihat di kaca spion saya.

tak lama berselang kami tiba di Bunderan Salatiga. apa yah nama daerahnya saya sedikit lupa. Lingga dan Dono tertinggal di belakang. disini kami menghubungi bro Kris dari Prides Chapter Salatiga untuk menjemput kami. sekitar 15 menit saya dan om Blackmax menunggu dan ia pun datang dengan bro dono juga. Lalu menelpon Lingga. ternyata ia sudah di alun alun, menjemput lingga dan kami pun minum es kelapa di salah satu sudut kota Salatiga sembaru mengobrol santai dibawah langit biru yang sangat cerah pada siang itu. setelah obrolan santai itu Lingga mengetest satu persatu dari Pulsar 220 dan CBR 250. sayapun sebentar mengetest performa dari cbr 250 itu. suara mesinnya halus banget deh. Pulsar kalah halus.

Cukup sudah main odonk-odong siang ini, kami bertiga berpisah dengan bro Lingga yang gak mau ikut diajak ke Solo. yasudah. bro Kris yang akan mengantar kami hingga sampai di Solo, namun pertama mengajak kami kami mampir kerumahnya melewati jalanan Ringroad salatiga yang baru, mulus, dan sangat asyik dalam memacu adrenalin ini,

langsung saja ketika Bro Kris membawa kami melewati jalanan ini, seketika pula saya dan om Blackmax menyalip bro Kris di depan dan mulai ingin kembari merasakan performa motor kami ini, jalanan mulus dengan tanjakan yang panjang, di tanjakan ini menurut pengakuan beliau setelah kami berenti, CBRnya di gaspoll dan mentok di 120 tak mau naik lagi, di speedo pulsar sekitar 115an menguntil di belakang CBR 250 itu. setelah tanjankan kami disuguhi trek datar. disni pulsar 220 saya mencapai 134 km/h lalu disuguhi trek sedikit menurun,,, dan,, woow tak terasa saya memacu pulsar saya di jalan sedikit menurun hingga 140 km/h membuat tangan saya gemetaran dan perut seperti mau copot. memang kalau jalan tak menurun serta angin yang bagus sangat hampir tak mungkin mendapat speed segini. faktor angin dan jalan menurun sangat membantu, hehehe, dengan bobot rider 85 kg serta tankbag full expand dn ransel yang diikat di jok belakang. tak percaya bisa sampai segini karena ketika di sentul hanya mencapai 130 saja.

Saking asyiknya memacu motor ini kami lupa bahwa bro kris dan dono tertinggal jauh di belakang dan terpenting kami bertujuan mampir kerumah bro kris. saya dan om blackmax memutuskan melipir di tepi. tak lama bro Kris datang memberi tahu kami kalau rumahnya sudah sangat jauh terlewat. Gubrak…… balik lagi deh. hehe

mampir sekitar 10 menit, kami bergegas bersama menuju solo dengan beriringan kali ini tak main tinggal-tinggalan lagi lho. hingga jam 4 sore kami tiba di bengkel nya damar COPS (community of Prides Solo) sebelahan dengan Pak No motor

tradisi toruign diam-diam membuat banyak kejutan ternyata. Banyak teman-teman prides dari chapter malang, Bogor, Bekasi yang kumpul kopdar bersama di Markas Cops ini. sungguh acara yang tak direncanakan dengan matang sebelumnya. kami berangkan menuju tawamangu untuk makan sop buntun langganannya anak Cops. dimana ini? kemuning kalo gak salah. melewati karanganyar akhirnya kami berombongan tiba pula di warung sop buntut di tepi jalanan yang menanjang tajam ini. mantabh sekali ditengah udara yang dingin disuguhi sop hangat membuat perut ini terasa hangat

Makan telah usai, kami menanjang lagi hingga tawamangu. mengantar bro awan yuya chapter malang hingga perbatasan. lalu kami kembali lagi. perjalanan pulang disuguhi jalanan berkabut tak ada penerangan. Namun Bersyukur pulsar 220 dibekali lanmpu proyektor yang super terang serta lampu jauh yang sangat menyilaukan membantu saya dan rekan yang lain dalam menembus kabut ini. tikungan Tawamangu memang dashyat. hingga Mas Danang yang baru di daulat menjadi ketua Chapter Solo mengalami Ban slip di tikungan tajam menurun hingga motornya masuk ke parit sedalam 1.5 meter. alhamdulilah rider hanya lecet lecet karena pada saat jatuh langsung melepaskan motornya. motor lumayan parah. sasis belakang bengkok, fork depan ga presisi, lampu pecah namun masih tetap bisa berjalan. setelah tragedi ini tawamangu diguyur hujan hingga kami kembali ke solo dan mencara penginapan untuk beristirahat malah ini.

jam 10 tiba di hotel. setelah mandi gantu baju, juga menyantap angkringan serta Susu sapi murni depan hotel, sayapun tertidur lelap….. masih bersambung

About Rial Hamzah

Syndicate motor Indonesia owner. Specialist workshop for build an adventure bike, also creative development design at Coriaz Motoadventure. Just read it and you will be understand me ,, Lihat semua pos milik Rial Hamzah

50 responses to “Etape 2. Semarang Salatiga Solo. Pulsar 220 dan CBR 250 edition

Tinggalkan komentar